ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan berjudul “Stoikiometri Reaksi” yang
bertujuan untuk untuk menentukan stoikiometri reaksi sistem Pb(NO3)2 + NaCl + H2O. Metode dari percobaan ini adalah berdasarkan metode variasi
kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan kuantitas molar
totalnya sama. Prinsip percobaan ini menggunakan analisa kuantitatif karena
menghitung massa yang terbentuk dari hasil percobaan. Percobaan ini
menggunakan larutan Pb(NO3)2, NaCl dan kertas saring,
dimana larutan tersebut akan dicampur dan menghasilkan endapan dalam larutan
lalu disaring di kertas saring dan dipanaskan sampai muncul kristal dari
larutan tersebut dan kita dapat menghitung massa residu atau endapan kristal
yang dihasilkan dari larutan yang dicampurkan. Massa residu diperoleh dari
massa kertas saring awal dikurangi dengan massa kertas saring dengan endapan
kristal. Diadakan pengulangan percobaan untuk mengetahui perbandingan
konsentrasi dan massa residu yang dihasilkan dari reaksi stoikiometri.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Reaksi kimia biasanya terjadi antara dua campuran
zat. Reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Di alam sebagian besar
reaksi berlangsung dalam larutan air. Adapun contoh di kehidupan
kita sehari-hari yang menggunakan reaksi kimia seperti, makanan yang
kita konsumsi setiap saat setelah dicerna diubah menjadi tenaga tubuh. Nitrogen
dan hidrogen bergabung membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan
bakar dan plastik dihasilkan oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun
disintesis dan oleh pengaruh sinar matahari.
Perhitungan kimia sangat penting di laboratorium, tetapi
juga tidak jarang di rumah dan untuk kebutuhan – kebutuhan lain. Perhitungan
ini meliputi misalnya: berapa banyak bahan baku yang diperlukan bila ingin
memperoleh sejumlah hasil tertentu. Atau sebaliknya, bila tersedia sejumlah
bahan baku, berapa paling banyak hasil yang didapat diperoleh. Dapat juga ibu
rumah tangga yang mempunyai hobi menanam anggrek dan tanaman hias lain dan
ingin menyemprot tanaman kesayangannya dengan pupuk langsung ke daunnya, lalu
perlu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu. Perhitungan ini menyangkut
reaksi – reaksi kimia dan ini yang menjadi sasaran utama dalam penulisan ini.
Akan tetapi seperti contoh ibu rumah tangga tadi, juga diperlukan hitungan yang
tidak langsung berhubungan dengan reaksi kimia.
Stoikiometri sendiri adalah hubungan kuantitatif antara zat-zat yang
terkait dalam suatu reaksi kimia. Percobaan ini sendiri dilakukan untuk
menentukan titik maksimum dan titik minimum pada suatu system. Selain itu,
untuk menentukan reaksi itu berlangsung stoikiometri atau non stoikiometri.
Sedangkan reaksi stoikiometri adalah reaksi yang dimana reaksinya habis
bereaksi dan reaksi non stoikiometri adalah reaksi yang dimana reaktannya tidak
habis bereaksi. Bila senyawa dicampur untuk bereaksi
maka sering tercampur secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan
habis pada saat yang sama. Namun demikian terdapat suatu reaksi dimana salah
satu reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis
disebut pereaksi pembatas. Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu untuk
menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang
dihasilkan.
1.2.
Tujuan Percobaan
Untuk menentukan stoikiometri reaksi sistem :
Pb(NO3)2 + NaCl + H2O
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Dalam bahasa kimia, tiap
zat murni yang diketahui, baik unsur maupun senyawa, mempunyai nama dan rumus
uniknya sendiri. Cara tersingkat untuk memberikan suatu reaksi kimia ialah
menulis rumus untuk tiap zat yang terlibat dalam bentuk suatu persamaan kimia.
Suatu persamaan kimia meringkaskan sejumlah besar informasi mengenai zat – zat
yang terlibat dalam reaksi. Persamaan ini tidaklah sekedar pernyataan
kualitatif yang menguraikan zat – zat yang terlibat, tetapi juga pernyataan
kuantitatif, yang menjelaskan berapa banyak pereaksi dan hasil reaksi terlibat.
Proses membuat perhitungan yang didasarkan pada rumus – rumus dan
persamaan – persamaan berimbang dirujuk sebagai stoikiometri misalnya :
xA + yB → zC + wD
Panah tunggal digunakan untuk reaksi tak reversible, panah ganda untuk reaksi
yang reversible. Bila reaksi melibatkan berbagai fase, fase ini biasanya
dicantumkan dalam tanda kurung sesudah lambing (s = padat, l = cair, g = gas,
aq = berair). Bilangan x, y, z, dan w menunjukkan jumlah relative molekul yang
bereaksi dan dinamakan koefisien stoikiometrik. Jumlah koefisien pereaksi
dikurangi jumlah koefisien produk (x
+ y – z – w) disebut jumlah stoikiometrik (Donald M. West, 1969).
Metode eksperimen
modern membuktikan bahwa banyaknya atom itu dalam 1 mol adalah 6.022×1023 . Bilangan raksasa
ini disebut bilangan Avogadro untuk memperingati jasa Amadeo Avogadro, rekan
sezaman Dalton yang cerdas. Bobot satu mol suatu zat disebut bobot molar. Bobot
molar dalam gram suatu senyawa secara numeris sama dengan bobot molekul dalam
satuan massa atom. Banyaknya satu hasil reaksi yang diperhitungkan akan
diperoleh jika hasil reaksi itu sempurna disebut rendemen teuritis. Dalam
praktek, pemulihan suatu hasil reaksi kurang dari 100 %, kadang – kadang jauh
lebih rendah. Rendemen nyata suatu hasil reaksi dibagi dengan rendemen teoritis
kali seratus adalah rendemen persentase.Pereaksi pembatas adalah zat yang habis
bereaksi dan karena itu membatasi kemungkinan diperpanjangnya reaksi itu
(Douglas Skoog, 1963).
Terdapat banyak metoda
untuk menentukan persentase bobot dari unsur – unsur yang berbeda dalam suatu
senyawa. Metoda ini beraneka ragam, bergantung pada macam senyawa dan unsur –
unsur yang menyusunnya. Dua metoda klasik ialah analisis pengendapan (dapat
digunakan bila terbentuk senyawa yang sedikit sekali larut) dan analisis
pembakaran (digunakan secara meluas). Apabila suatu campuran dari dua jenis zat
direaksikan dengan suatu pereaksi dan kedua komponen itu bereaksi, maka
persamaan reaksinya harus ditulis secara terpisah. Segera setelah susunan suatu
senyawa ditentukan secara ekperimen data itu, bersama – sama dengan bobot atom
yang diketahui, kemudian dapat digunakan untuk menghitung angka banding
tersederhana dari atom – atom dalam senyawa itu dan dengan demikian rumus empirisnya.
Rumus ini dapat sama dengan rumus molekul, dapat pula tidak. Rumus
molekul suatu zat merupakan kelipatan bilangan bulat rumus empiris. Untuk
menentukan rumus molekul suatu zat, ahli kimia harus menentukan secara
eksperimen bobot molekul disamping rumus empirisnya (Morris Hein, 1976).
Kata stoichiometry
berasal bahasa Yunani, yang mengacu pada penentuan bobot menggabungkan elemen.
Dalam arti yang lebih luas itu menandakan hubungan berat badan dalam formula
kimia dan persamaan kimia, Kami memiliki di bab-bab sebelumnya digunakan rumus
dalam menggambarkan zat. formula ini adalah sebutan singkat memberikan
informasi tentang komposisi materi dan merupakan hasil dari pengukuran
eksperimental. Rumus sederhana, juga disebut rumus empiris, memberikan minimal
informasi tentang senyawa, karena hanya menyatakan jumlah relatif atom gram di
kompleks. konvensi yang digunakan dalam menulis rumus sederhana adalah dengan
menulis simbol elemen dengan subskrip untuk menunjuk angka relatif atom gram
elemen-elemen ini. Untuk A mula A, B, merupakan senyawa yang ada atom gram x
untuk setiap atom y gram B. Karena hubungan antara atom gram dan atom, rumus
sederhana juga memberikan informasi tentang jumlah relatif atom di senyawa
(Michell Seinko, 1957).
Dalam
ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia). Kata
stoikimetri ini berasal dari bahasa Yunani yaitu stoikheion (elemen) dan metria
(ukuran). Stoikiometri juga dapat definisikan dengan mengukur unsur-unsur.
Istilah ini umumnya digunakan lebih luas, yaitu meliputi bermacam pengukuran
yang lebih luas dan meliputi perhitungan zat dan campuran kimia, zat yang
dimaksudkan merupakan unsur-unsur, senyawa dan lainnya. Perhitungan stoikimetri
paling baik dikerjakan dengan menyatakan kuantitas yang diketahui dan tidak
diketahui dalam mol dan kemudian perlu dikonversi menjadi satuan lain.
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk
dalam reaksi kimia (Raymond Chang, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003.
Chemistry. McGraw-Hill, Inc: United State of America.
Hein, Morris.
1976. College Chemistry An Introduction to General, Organic and Biochemistry.
Wadsworth, Inc: California.
Seinko,
Michell. 1957. Chemistry. Tosho Printing
Co., Ltd.: Tokyo.
Skoog,
Douglas. 1963. Fundamentals of Analytical Chemistry. Saunders College
Publishing: Canada.
West,
Donald M. 1969. Analytical Chemistry. McGraw-Hill, Inc: United State of America.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar