Rabu, 30 November 2016

Laporan Sistem Periodik

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Sistem Periodik Unsur” dengan tujuan mempelajari daya oksidasi halogen terhadap ion besi (II) dan daya pereduksi terhadap ion besi (III). Pada dasarnya penelitian ini lebih menekankan pada prinsip mengindentifkasi dan membandingkan logam Na dan logam Mg sesuai dengan golongan dan periodenya. Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan unsur dalam golongan berdasarkan kemiripan sifat, sedangkan periode adalah kolom-kolom horizontal yang disusun berdasarkan nomor atom secara teratur.




BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Sistem periodik unsur sudah sangat banyak digunakan di kalangan siswa, mahasiswa, pengajar, bahkan umum sekalipun. Namun tak sedikit yang belum mengetahui mengapa sistem periodik itu bisa disusun sedemikian rupa sehingga mudah bagi kita untuk menemukan atom atau unsur apapun. Bahkan sangat banyak ilmuan yang berperan dalam menciptakan sistem periodik unsur hingga sampai ke titik ini belum ada perubahan. Sistem periodik yang kita pakai selama ini sering disebut sistem periodik unsur modern karena dibuat atau diperbaiki pada tahun 1914.
Konfigurasi elektron unsur-unsur menunjukan suatu keragaman periodik dengan bertambahnya nomor atom. Unsur-unsur juga akan menunjukan keragaman periodik dalam perilaku fisis dan kimianya. Pada umumnya, unsur-unsur yang segolongan dalam system periodik unsur mempunyai sifat yang hampir mirip. Unsur-unsur tersebut sifatnya akan bertambah atau berkurang dari atas ke baah. Begitu pula juga jika unsur-unsur itu membentuk senyawa. Sifat-sifat senyawa yang terbentuk juga mirip. Namun ada perbedaan sifat pada senyawa ini yang disebabkan oleh perbedaan ukuran atom atau ion unsur-unsur tersebut.
Dengan menentukan kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur golongan halogen, maka akan diperoleh suatu pengertian mengenai kecendrungan unsur-unsur untuk menarik elektron. Kecendrungan untuk menarik elektron itu dapat dihubungkan dengan berubahnya ukuran atom dan ukuran ion. Logam alkali dan alkali tanah mempunyai warna yang khas. Pada percobaan ini akan dipelajari rraksi logam alkali dan alkali tanah dalam air. Perbedaan kelarutan senyawa-senyawa logam alkali dapat digunakan untuk membedakan ion logam alkali tanah.
2.1.            Tujuan Percobaan     
Mempelajari daya oksidasi halogen terhadap ion besi (II) dan daya pereduksi terhadap ion besi (III)












BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Suatu penemuan yang memuaskan dari nomor atom yaitu tabel periodik Mendeleev yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Faktanya, nomor atom (nomor proton di dalam inti atom) menyatakan tingkatan didalam tabel periodik unsur. Nomor atom ini sangat penting pengimplementasiannya dengan melihat kearah hubungan antara nomor elektron dan perangkat atom lainnya. Di dalam Tabel Periodik Mendeleev, elemen yang disusun secara berbaris/deretan disebut dengan periode, yang atom-atom tersebut disusun dari kenaikan nomor atomnya. Untuk tujuan identifikasin, maka periode diberi nomor. Di bawah dari tabel periodeik unsur utama, terdapat dua baris panjang berisi 14 atom yang sebenarnya mereka milik dari tabel periodik utama. Mereka adalah sambungan dari atom La dan Ac. Mereka diletakkan dibawah untuk menghemat penempatan tabel periodik. Tabel akan sangat membutuhkan banyak ruang jika dijadikan satu halaman penuh. Mengingat dari penuhnya bentuk tabel dengan unsur yang disusun berdasarkan kecocokan tempat/lokasi, maka akan sangat baik adanya jarak kosong untuk memenuhi atom-atom yang tidak mungkin di susun secara horizontal.
Di dalam tabel Mendeleev,  kolom vertikal disebut golongan yang mana di sana tidak ada persetujuan yang seragam bagaimana mereka dinomorkan. Dulu, golongan dinomorkan dengan angka romawi dan bercabang menjadi golongan A dan B. Terpisah dari tiga kolom yang pendek (dimulai dari Fe, Co, Ni golongan VIII B) Struktur seperti ini lebih mudah di dalam Tabel Periodik Mendeleev dan disukai oleh banyak kimawan di Inggris. Bagaimanapun, tabel versi lain yang dikenal di Eropa, memiliki delapan golongan dengan label A selanjutnya delapan golongan dengan label B (diikuti dengan golongan yang dimulai dari Fe, Co dan Ni). Untuk menstandarkan label, International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) bertanggung jawab atas pengaturan standard kimia di dunia. Dengan demikian, golongan I A di system terdahulu menajdi golongan 1 di tabel IUPAC dan golongan VIII A di sistem terdahulu menjadi golongan 17 di tabel IUPAC (James Brady, 1993).

Beberapa tahun setelah eksperimen Rutherford dianggap keliru,  H. G. J. Moseley mempelajari tentang pelepasan sinar X menggunakan atom yang bervariasi. Max Von Lave mengemukakan bahwa sinar X bisa difraksikan dari kristal ke dalam sprektum yaitu cahaya tampak bisa dipisah kedalam komponen warna. Moseley menghasilkan sinar X dengan mengarahkan sinar elektron energi tinggi ke target benda padat yang terbuat dari unsur murni. Sprektum sinar X dihasilkan dari target unsur yang berbeda yang ditangkap sinarnya seara fotografi. Setiap fotografi terdiri dari macam-acam garis warna yang ditampilkan dari sinar X. Setiap unsur memiliki panjang gelombang yang berbeda. Perbandingan dari unsur yang berbeda menunjukkan bahwa kecocokan garis berganti ke arah panjang gelombang yang lebih pendek. Lalu pada tahun 1913 Moseley menunjuukan bahwa panang gelombang sinar X sangan reat hubngannya dengan nomor atom. Intinya jumlah proton di dalam inti atom menunjukkan nomor atom dari unsur tersebut (Kenneth W. Whitten, 2007).
Banyak unsur yang menunjukkan kesamaan yang kuat satu sama lain. Contohnya Litium, Natrium dan Kalium sama-sama logam yang reaktif. Unsur  Helium, Neon dan Argon sama-sama gas nonreaktif. Kalau unsur diurutkan  menurut kenaikan nomor atom, maka sifat kimia dan fisikanya menunukkan pengulangan. Di belakang tabel periodik tertera tulisan untuk memudahkan dalam mencari referensi. Unsur di dalam tabel periodik disusun ke dalam beberapa golongan dengan pengidentifikasian I A, II A dan seterusnya. Sesuai dengan apa yang di tapilkan di atas tabel periodik. Contohnya tiga atom yang sangat mirip, memiliki kandungan yang sama yaiut Tembaga, perak dan emas yng tersusun di dalam golongan I B. Beberapa golongan juga dideskripsia danri nama keluara unsurnya. Contohnya golongan I A (Litium, natrium, Kalium, Rubidium, Cesium dan Fransium) dikenal dengan Logam Alkali. Unsur dai golongan II B (Belirium, Magnesium, Kalsium, Stronium, Barium dan Radium) dikenal sebagai Logam Alkali Tanah. Unsur dari golongan VII A (Florin,Klorin, Bromin, Iodin dan Astatin) dikenal dengan Halogen. Dan unsur dari golongan VIII A (Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon dan Radon) dikenal dengan Gas Mulia, gas yang tidak bisa beikatan dengan senyawa lain (Theodore Brown, 1977)

Massa atom berhubungan dengan jumlah elektron, proton dan neutron di dalamnya. Pengetahuan tentang massa atom sangat penting dan digunakan dalam penelitian laboraturium. Tetapi atom adalah patikel yang sangat kecil bahkan lebih kecil debu. Debu tersebut mengadung 1 x 106  atom didalamnya. Sementara, kita tidak dapat menimbang berat atom. Akan tetapi memungkinkan kalau kita melakukan eksperimen massa dari satu massa atom dengan mencari nilai relatifnya. Melalui persatuan Internasional. Isotop atom Karbon (anggap Karbon-12) yang memiliki enam proton dan enam dan enam neutron memiliki 12 atomic mass unit (amu). Karbon-12 ini dijadikan nilai standar. Jadi 1 amu di definisikan sebagai tetapan massa sama dengan satu banding dua belas dari massa atom Karbon-12 (Raymond Chang, 1981).

Logam memiliki cahaya tertentu yang dipancarkan oleh logam tersebut sehingga disebut cahaya logam (metallic luster). Logam juga memiliki sifat yang sama dalam kemampuannya tanpa pecah jika ditempa dengan cara dipukul dan dipanaskan. Logam mempunyai kemampuan hingga suhu tertentu. Kemampuan mengubah bentuk disebut maleabilitas. Kemampuan logam yang dapat diluruskan jika ditarik dari arah yang berlawanan disebut sifat lentur (ductility). Logam adalah pengantar listrik dan panas yang sangat baik. Lebih dari 70% unsur-unsur terbentuk dari logam. Banyak beberapa logam yang kita jumpai dalam bentuk murni tidak ada kombinasi dengan unsur apapun seperti besi, alumunium, tembaga dan krom. Beberapa logam memiliki sifat sangat reaktif salah satunya Natrium. Natrium adalah logam yang sangat reaktif sehingga cepat bereaksi dengan Klor. Tidak hanya Klor, Natrium juga bisa cepat bereaksi dengan Oksigen dan udara yang lembab (Moisture) (James E. Brady, 1994).


 DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E, dkk. 1994. Kimia Universitas. Jakarta: Erlangga
Chang, Raymond. 1981. Chemistry Fifth Edition. Mc. Graw-Hill. Inc: United State of America
Brown, Therodore dan H. Euguene Leway, JR. 197. Chemistry for Central Science. Prentice Hall. Inc: New Jersey
Whitten, Kenneth W, dkk. 2007. Chemistry Eighth Edition. FSCreation. Inc: Unite State of America.
Brady, James E. 1993. Fundamentals of Chemistry. John Wiley & Sons. Inc: United State of America


Laporan Stoikiometri Laporan Unsyiah

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan berjudul “Stoikiometri Reaksi” yang bertujuan untuk untuk menentukan stoikiometri reaksi sistem Pb(NO3)2 + NaCl + H2O. Metode dari percobaan ini adalah berdasarkan metode variasi kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan kuantitas molar totalnya sama. Prinsip percobaan ini menggunakan analisa kuantitatif karena menghitung massa yang terbentuk dari hasil percobaan. Percobaan ini menggunakan larutan Pb(NO3)2, NaCl dan kertas saring, dimana larutan tersebut akan dicampur dan menghasilkan endapan dalam larutan lalu disaring di kertas saring dan dipanaskan sampai muncul kristal dari larutan tersebut dan kita dapat menghitung massa residu atau endapan kristal yang dihasilkan dari larutan yang dicampurkan. Massa residu diperoleh dari massa kertas saring awal dikurangi dengan massa kertas saring dengan endapan kristal. Diadakan pengulangan percobaan untuk mengetahui perbandingan konsentrasi dan massa residu yang dihasilkan dari reaksi stoikiometri.





































BAB I
PENDAHULUAN
 1.1.     Latar Belakang
Reaksi kimia biasanya terjadi antara dua campuran zat. Reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Di alam sebagian besar reaksi berlangsung dalam larutan air.  Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan  reaksi kimia seperti, makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna diubah menjadi tenaga tubuh. Nitrogen dan hidrogen bergabung membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan bakar dan plastik dihasilkan oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun disintesis dan oleh pengaruh sinar matahari.
Perhitungan kimia sangat penting di laboratorium, tetapi juga tidak jarang di rumah dan untuk kebutuhan – kebutuhan lain. Perhitungan ini meliputi misalnya: berapa banyak bahan baku yang diperlukan bila ingin memperoleh sejumlah hasil tertentu. Atau sebaliknya, bila tersedia sejumlah bahan baku, berapa paling banyak hasil yang didapat diperoleh. Dapat juga ibu rumah tangga yang mempunyai hobi menanam anggrek dan tanaman hias lain dan ingin menyemprot tanaman kesayangannya dengan pupuk langsung ke daunnya, lalu perlu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu. Perhitungan ini menyangkut reaksi – reaksi kimia dan ini yang menjadi sasaran utama dalam penulisan ini. Akan tetapi seperti contoh ibu rumah tangga tadi, juga diperlukan hitungan yang tidak langsung berhubungan dengan reaksi kimia.
Stoikiometri sendiri adalah hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terkait dalam suatu reaksi kimia. Percobaan ini sendiri dilakukan untuk menentukan titik maksimum dan titik minimum pada suatu system. Selain itu, untuk menentukan reaksi itu berlangsung stoikiometri atau non stoikiometri. Sedangkan reaksi stoikiometri adalah reaksi yang dimana reaksinya habis bereaksi dan reaksi non stoikiometri adalah reaksi yang dimana reaktannya tidak habis bereaksi. Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Namun demikian terdapat suatu reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis disebut pereaksi pembatas. Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu untuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan.

1.2.      Tujuan Percobaan     
Untuk menentukan stoikiometri reaksi sistem : Pb(NO3)2 + NaCl + H2O
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Dalam bahasa kimia, tiap zat murni yang diketahui, baik unsur maupun senyawa, mempunyai nama dan rumus uniknya sendiri. Cara tersingkat untuk memberikan suatu reaksi kimia ialah menulis rumus untuk tiap zat yang terlibat dalam bentuk suatu persamaan kimia. Suatu persamaan kimia meringkaskan sejumlah besar informasi mengenai zat – zat yang terlibat dalam reaksi. Persamaan ini tidaklah sekedar pernyataan kualitatif yang menguraikan zat – zat yang terlibat, tetapi juga pernyataan kuantitatif, yang menjelaskan berapa banyak pereaksi dan hasil reaksi terlibat. Proses membuat perhitungan yang didasarkan  pada rumus – rumus dan persamaan – persamaan berimbang dirujuk sebagai stoikiometri misalnya :
xA + yB → zC + wD
            Panah tunggal digunakan untuk reaksi tak reversible, panah ganda untuk reaksi yang reversible. Bila reaksi melibatkan berbagai fase, fase ini biasanya dicantumkan dalam tanda kurung sesudah lambing (s = padat, l = cair, g = gas, aq = berair). Bilangan x, y, z, dan w menunjukkan jumlah relative molekul yang bereaksi dan dinamakan koefisien stoikiometrik. Jumlah koefisien pereaksi dikurangi jumlah koefisien produk     (x + y – z – w) disebut jumlah stoikiometrik (Donald M. West, 1969).
Metode eksperimen modern membuktikan bahwa banyaknya atom itu dalam 1 mol adalah  6.022×1023 . Bilangan raksasa ini disebut bilangan Avogadro untuk memperingati jasa Amadeo Avogadro, rekan sezaman Dalton yang cerdas. Bobot satu mol suatu zat disebut bobot molar. Bobot molar dalam gram suatu senyawa secara numeris sama dengan bobot molekul dalam satuan massa atom. Banyaknya satu hasil reaksi yang diperhitungkan akan diperoleh jika hasil reaksi itu sempurna disebut rendemen teuritis. Dalam praktek, pemulihan suatu hasil reaksi kurang dari 100 %, kadang – kadang jauh lebih rendah. Rendemen nyata suatu hasil reaksi dibagi dengan rendemen teoritis kali seratus adalah rendemen persentase.Pereaksi pembatas adalah zat yang habis bereaksi dan karena itu membatasi kemungkinan diperpanjangnya reaksi itu (Douglas Skoog, 1963).
Terdapat banyak metoda untuk menentukan persentase bobot dari unsur – unsur yang berbeda dalam suatu senyawa. Metoda ini beraneka ragam, bergantung pada macam senyawa dan unsur – unsur yang menyusunnya. Dua metoda klasik ialah analisis pengendapan (dapat digunakan bila terbentuk senyawa yang sedikit sekali larut) dan analisis pembakaran (digunakan secara meluas). Apabila suatu campuran dari dua jenis zat direaksikan dengan suatu pereaksi dan kedua komponen itu bereaksi, maka persamaan reaksinya harus ditulis secara terpisah. Segera setelah susunan suatu senyawa ditentukan secara ekperimen data itu, bersama – sama dengan bobot atom yang diketahui, kemudian dapat digunakan untuk menghitung angka banding tersederhana dari atom – atom dalam senyawa itu dan dengan demikian rumus empirisnya. Rumus ini dapat sama dengan rumus molekul, dapat pula  tidak. Rumus molekul suatu zat merupakan kelipatan bilangan bulat rumus empiris. Untuk menentukan rumus molekul suatu zat, ahli kimia harus menentukan secara eksperimen bobot molekul disamping rumus empirisnya (Morris Hein, 1976).
Kata stoichiometry berasal bahasa Yunani, yang mengacu pada penentuan bobot menggabungkan elemen. Dalam arti yang lebih luas itu menandakan hubungan berat badan dalam formula kimia dan persamaan kimia, Kami memiliki di bab-bab sebelumnya digunakan rumus dalam menggambarkan zat. formula ini adalah sebutan singkat memberikan informasi tentang komposisi materi dan merupakan hasil dari pengukuran eksperimental. Rumus sederhana, juga disebut rumus empiris, memberikan minimal informasi tentang senyawa, karena hanya menyatakan jumlah relatif atom gram di kompleks. konvensi yang digunakan dalam menulis rumus sederhana adalah dengan menulis simbol elemen dengan subskrip untuk menunjuk angka relatif atom gram elemen-elemen ini. Untuk A mula A, B, merupakan senyawa yang ada atom gram x untuk setiap atom y gram B. Karena hubungan antara atom gram dan atom, rumus sederhana juga memberikan informasi tentang jumlah relatif atom di senyawa (Michell Seinko, 1957).
Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia). Kata stoikimetri ini berasal dari bahasa Yunani yaitu stoikheion (elemen) dan metria (ukuran). Stoikiometri juga dapat definisikan dengan mengukur unsur-unsur. Istilah ini umumnya digunakan lebih luas, yaitu meliputi bermacam pengukuran yang lebih luas dan meliputi perhitungan zat dan campuran kimia, zat yang dimaksudkan merupakan unsur-unsur, senyawa dan lainnya. Perhitungan stoikimetri paling baik dikerjakan dengan menyatakan kuantitas yang diketahui dan tidak diketahui dalam mol dan kemudian perlu dikonversi menjadi satuan lain. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Raymond Chang, 2003).



DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Chemistry. McGraw-Hill, Inc: United State of America.
Hein, Morris. 1976. College Chemistry An Introduction to General, Organic and Biochemistry. Wadsworth, Inc: California.
Seinko, Michell. 1957. Chemistry. Tosho Printing Co., Ltd.: Tokyo.
Skoog, Douglas. 1963. Fundamentals of Analytical Chemistry. Saunders College Publishing: Canada.
West, Donald M. 1969. Analytical Chemistry. McGraw-Hill, Inc: United State of America.

 

Laporan struktur senyawa

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan berjudul “Struktur Senyawa” yang bertujuan untuk menyusun model senyawa berdasarkan rumus molekulnya, menggambarkan dalam bentuk tiga dimensi, menggambarkan rumus untuk setiap senyawa berdasarkan model molekul, menulis rumus titik elektron untuk setiap rumus struktur dan menuliskan rumus titik elektron yang sesuai dengan elektron valensinya. Prinsip kerjanya adalah melakukan pengamatan terhadap bentuk-bentuk kimia, yaitu ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Hasil percobaan ini adalah terbentuknya model tiga dimensi, rumus struktur dan rumus titik elektron dari senyawa H2, Cl2, Br2, I2, HCl, HBr, CH4, CCl4, CH2I2, NH3, H2O2, N2H4, NH2O4, CH3OH dan CH3NH3 yang masing-masing senyawa membentuk ikatan tunggal.








































BAB I
PENDAHULUAN
 1.1.     Latar Belakang
Kita tahu bahwa H2O adalah rumus molekul dari air, NaCl adalah rumus molekul dari garam dan HCl adalah larutan yang sangat asam yang membantu lambung dalam membusukkan makanan. Ada banyak sekali senyawa di sekitar kita, mulai dari molekul-molekul air yang menyusun lebih dari 75 % tubuh kita hingga molekul klorofil yang menangkap paket-paket energi foton sebagai sumber energi dalam fotosintesis. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai struktur yang berbeda-beda akibat penyusunan atom-atomnya, dan jenis-jenis ikatan kimia yang ada di dalamya. Akibat yang ditimbulkan dari perbedaan struktur tersebut bisa bermacam-macam. Mulai dari keberadaan sisi aktifnya, kereaktifannya terhadap senyawa lain, juga ketahanannya terhadap lingkungan ekstrem.
Mengetahui struktur dari suatu senyawa sangatlah penting bagi para ahli kimia. Namun tidak hanya ahli kimia, melainkan ahli biologi, fisika, farmasi, dan ahli-ahli di bidang ilmu teknik serta ilmu kesehatan juga perlu mengetahui dasar-dasar dari konsep struktur senyawa untuk mendukung kemudahan pekerjaan mereka. Contoh dari penerapan konsep struktur senyawa bagi ilmu farmasi contohnya adalah untuk mengetahui posisi sisi aktif dari suatu obat, struktur dasar dari senyawa obat, dan kecocokan sisi aktif obat dengan reseptor yang menjadi target senyawa obat tersebut. Dan juga pada keperja di pabrik semen atau kontruksi. Para pakar kimia yang bekerja disana sangat menerapkan konsep struktur kimia dalam mencampurkan senyawa-senyaa yang akan digunakan dalam membangun suatu bangunan agar bangunan kokoh dan kuat.
 Di kehidupan ini sangat banyak unsur-unsur dan senyawa yang terdapat disekitar manusia. Setiap senyawa tersebut ada yang merugikan dan ada juga yang menguntungkan, ada yang mudah di dapat dan ada yang sulit di dapat. Senyawa yang sangat melimpah di alam misalnya seperti O2 yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk bernafas. Para ilmuwan-ilmuwan terdahulu telah melakukan berbagai penelitian untuk mengetahui bentuk struktur senyawa. Hingga akhirnya mereka dapat menggambarkan senyawa-senyawa tersebut seperti yang di kenal selama ini. Memang struktur-struktur tersebut masih menjadi misteri bagaimana bentuk sebenarnya. Karena struktur-struktur yang ada hanyalah hasil imajinasi para ilmuwan terdahulu.




1.2.      Tujuan Percobaan     
Untuk menyusun model setiap senyawa yang ditugaskan berdasarkan rumus molekulnya, menggambarkan model senyawa dalam struktur tiga dimensi, menggambarkan rumus struktur untuk setiap senyawa berdasarkan model molekul, menuliskan rumus titik elektron untuk setiap rumus struktur, menuliskan rumus titik electron yang sesuai dengan elektron valensinya dan menuliskan rumus struktur dan titik elektron untuk setiap model senyawa yang diberi oleh asisten.



















BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Molekul  didefinisikan sebagai kelompok atom yang terikat secara kimiawi (yang memiliki hubungan sangat erat dengan gaya tarik menarik). sebuah zat molekul adalah zat yang bercampur dari molekul yang sama. Molekul ialah zat yang sedemikian kecil hingga sagat ekstrem kecilnya yng mengandung nomor nomor luar biasa di dalamnya seper satu milyar (10-9). Dari setetes  air mengandung 2 triliun (2 x 1012) molekul air. Rumus molekul memberikan nilai yang tepat dari atom yang berbeda dari elemen di dalam molekul. Molekul hydrogen peroxide berisi dua atom hidrogen dan dua atom oksigen yang terikat secara kimiawi. Karena itu rumus kimianya adalah H2O2 . molekul zat sederhana lainnya ialah air H2O; amonia NH4;  karbondioksida CO2; dan etanol (etil alkohol) C2H6O­. Atom dalam molekul tidak hanya ditumpuk bersama-sama secara acak, namun secara kimiawi terikat dengan cara yang pasti. Sebuah struktur formula adalah formula kimia yang bagaimana terikat satu dalam molekul. Misalnya, diketahui bahwa masing-masing dari atom hidrogen, dalam molekul air terikat pada atom oksigen. Dengan demikian, struktur formula adalah H - O - H. Sebuah garis bergabung dua simbol atom dalam rumus tersebut merupakan ikatan kimia yang menghubungkan atom. struktur kadang-kadang kental secara tertulis. Misalnya, rumus struktur etanol dapat ditulis CH3CH2OH atau C2H4OH (Raymond Chang, 1981).
Tidak seperti ikatan ion, ikatan kovalen yang terarah. ikatan kovalen terjadi antara atom, dan ketika atom memiliki lebih dari satu ikatan tunggal obligasi menunjuk arah yang berbeda dalam ruang tiga-dimensi. Akibatnya molekul memiliki bentuk tiga dimensi. Sebuah molekul divisualisasikan sebagai sekelompok atom terikat melalui penggabungan orbital elektron mereka. Orbital memiliki orientasi spasial tertentu. Sehingga molekul air memiliki dua atom hidrogen terikat pada atom oksigen dalam pengaturan yang memberikan bentuk khusus untuk molekul. Kita bisa menggambarkan bentuk dari molekul dengan membayangkan garis lurus yang menghubungkan pusat-pusat berikat garis ini menentukan struktur rangka untuk molekul yang memungkinkan deskripsi bentuk molekul. Dalam molekul air atom hidrogen nd atom oksigen sehingga struktur rangka dibengkokkan. Dengan demikian, bentuk molekul air adalah sudut, membungkuk, atau berbentuk V. Lewis struktur molekul menunjukkan jumlah elektron didistribusikan sekitar setiap atom. Dalam molekul tertentu di mana aturan oktet puas, atom tertentu menempati posisi agak tengah. Ini adalah atom yang atom lain terikat; kita menyebutnya atom pusat. Misalnya, di metana karbon adalah atom pusat; sekitarnya adalah empat pasang elektron di dilibatkan dalam ikatan (T.R. Dickson, 1971).

Jumlah dari bilangan oksidasi dari semua atom dalam suatu senyawa adalah nol. Pernyataan ini berlaku untuk semua zat. Untuk senyawa ion jumlah dari biaya semua ion dalam senyawa harus nol. Oleh karena itu rumus zat ionik dapat dengan mudah ditentukan dan ditulis hanya dengan menggabungkan ion dalam proporsi yang paling sederhana yang membuat jumlah dari biaya saya menambahkan hingga nol. Untuk menggambarkan: natrium klorida terdiri dari Na dan ion Cl. Sejak (+1) + (-1) = 0, ion ini bergabung dalam rasio satu-ke-satu, dan rumus ditulis NaCl. Kalsium fluorida terdiri dari ion Ca dan F. Satu ion Ca2+ dan dua ion F- yang diperlukan untuk membuat nol, sehingga rumusnya adalah CaF2. Aluminium oksida sedikit lebih rumit, karena terdiri dari Al3+ dan O2- maka yang diperlikan yaitu, dua Al3+ (membentuk ion +6) dan tiga ion O2+ (membentuk ion -6) diperlukan, karena itu, rumus ini Al2O3. Hal tersebut di atas senyawa semua terbuat dari ion monoatomik. Prosedur yang sama digunakan untuk ion poliatomik. Pertimbangkan kalsium hidroksida, yang terdiri dari Ca2+ dan dua OH- ion yang diperlukan, sehingga rumusnya adalah Ca(OH)2. Tanda kurung digunakan untuk melampirkan OH sehingga dua ion hidroksida dapat ditampilkan. Hal ini tidak benar untuk menulis CaO2H2 di tempat Ca(OH)2  karena identitas senyawa akan hilang dengan melakukan seperti itu (Morris Hein, 1993).
Simbol kimia rumus dapat dikombinasikan untuk membentuk semacam pernyataan, yang disebut persamaan kimia, yang mewakili atau menggambarkan reaksi kimia. Misalnya pembakaran karbon dalam batubara melibatkan reaksi dengan O2 oksigen di udara untuk membentuk gas karbon dioksida (CO2 Reaksi ini direpresentasikan sebagai: C + O2      CO2. Kita membaca tanda + berarti "bereaksi dengan" dan panah sebagai "menghasilkan"). Karbon dan oksigen yang disebut sebagai reaktan dan karbon dioksida sebagai produk reaksi. Hal ini penting untuk diingat bahwa persamaan kimia adalah deskripsi dari proses kimia. Sebelum kita dapat menulis persamaan lengkap kit harus tahu apa yang terjadi dalam reaksi atau siap untuk memprediksi produk. Dalam hal ini, persamaan kimia memiliki makna kualitatif; mengidentifikasi reaktan dan produk dalam proses kimia. Selain itu, persamaan kimia adalah pernyataan kuantitatif, harus konsisten dengan hukum kekekalan massa. Ini berarti bahwa hukum persamaan harus berisi jumlah yang sama dari setiap jenis atom pada setiap sisi persamaan. Bila kondisi ini bertemu persamaan dikatakan seimbang (Theodore L. Brown, 1977).
Atom karbon mempunyai empat elektron valensi yaitu empat elektron di kulit terluar. Untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil seperti konfigurasi elektron gas mulia, atom karbon memerlukan empat electron. Oleh karena itu atom karbon mampu membentuk empat ikatan kovalen dengan atom atau unsur lain. Keempat elektron valensi atom karbon bertindak sebagai tangan yang dapat memegang atom-atom karbon lainnya atau atom unsur lain yang non logam. Banyaknya atom senyawa organik disebabkan oleh dua faktor yaitu struktur atom karbon yang dapat membentuk ikatan kovalen dan kemampuan atom karbon yang bergabung dengan atom karbon lain sehingga membentuk rantai panjang, rantai tertutup dan terbuka, rantai berlingkar, rantai bercabang dan rantai karbon berbentuk lingkaran. Ikatan yang menghubungkan karbon yang satu dengan atom karbon yang lain dapat berupa ikatan tunggal, ikatan rangkap atau ikatan rangkap tiga. Rantai karbon tertutup dalam senyawa organik ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang, ada pula yang memiliki ikatan rangkap ada yang tidak memiliki ikatan rangkap. Kedudukan atom C dalam rantai karbon yaitu jika atom karbon pada rantai karbon yang mengikat satu atom C lain disebut atom C primer; dua atom C lain disebut atom C sekunder; tiga atom C lain disebut atom C tersier; dan 4 atom C lain disebut atom C kuartener (Damin Sumardjo, 2006).


DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 1981. Chemistry. McGraw-Hill, Inc: United State of America
Dickson, Thomas R. 1938. Introduction to Chemistry 7th Edition. John Wiley & Sons: United State of America.
Hein, Morris. 1993. College Chemistry An Introduction to General, Organic and Biochemistry. Wadsworth, Inc: California.
Brown, Theodore L. 1977. Chemistry The Central Science. Prentice-Hall, Inc: New Jersey.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.